Selasa, 21 Mei 2013

Makalah Gizi Balita


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan karuniaNya lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “GIZI BALITA” pada mata kuliah Kesehatan dalam Reproduksi.
Tidak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen, beserta teman-teman kelompok lainnya yang telah berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswi AKBID SALEWANGANG mengenai “GIZI BALITA”.
Di akhir kata Sebagai insan kami tak luput dari kekhilafan, kekurangan dalam penyusunan makalah kami, maka kami memhon maaf yang sebesar-besarnya dan kami mengharapan pula adanya kritik dan saran dari para pembaca sekalian. Wassalamu’alaikum wr.wb



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................          i
DAFTAR ISI..........................................................................................          ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………...........          1
A.      Latar Belakang........................................................................          1
B.       Tujuan ....................................................................................          1
C.       Rumusan Masalah...................................................................          1
BAB II  PEMBAHASAN……………………………………... ..........          2
A.    Pengertian Gizi Balita ………………………………………..         2
B.       Pemenuhan Kebutuhan Gizi Pada Balita…………………….         2
C.       Prinsip Gizi Seimbang dan Nutrisi yang Penting Bagi Balita……………………………………………………........         4
D.      Dampak yang Ditimbulkan Akibat Gizi yang Tidak Seimbang…   8

BAB III PENUTUP ……………………………………......................          13
A.       Kesimpulan.............................................................................          13
B.       Saran.......................................................................................          13
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema makan pada anak.

Intake gizi yang baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan badan yang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang. Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat yang  mengandung banyak gizi.

1.      Tujuan
Untuk mengetahui gizi seimbang pada bailta

2.      Rumusan Masalah
1.      Pengertian gizi balita
2.      Pemenuhan kebutuhan gizi pada balita
3.      Prinsip gizi seimbang dan nutrisi yang penting bagi balita
4.      Dampak yang ditimbulkan akibat gizi yang tidak seimbang


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Gizi Balita
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih dalam masa pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang.
Gizi Balita adalah hal paling utama yang harus diperhatikan oleh orang tua jika ingin tumbuh kembang putra putrinya maksimal.

B.     Pemenuhan Kebutuhan Gizi pada Balita
Kebutuhan gizi balita adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS).
  1. Kebutuhan Energi
    Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.
  2. Kebutuhan zat pembangun
    Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.
  3. Kebutuhan zat pengatur
    Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya usia.
  4. Beberapa Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi
v  Peran Makanan Bagi Balita
-          Makanan sebagai sumber zat gizi
Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat pembangun , dan zat pengatur.
-          Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa.
-          Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang aus atau rusak.
-          Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan.

C.    Prinsip Gizi Seimbang dan Nutrisi yang Penting Bagi Balita
Setelah anak berumur satu tahun menunya harus bervariasi untuk mencegah kebosanan dan diberi susu, serealia (seperti bubur beras, roti), daging, sup, sayuran dan buah-buahan. Makanan padat yang diberikan tidak perlu di blender lagi melainkan yang kasar supaya anak yang sudah mempunyai gigi dapat belajar mengunyah.
Kecukupan gizi:
Golongan umum: 1-3 tahun → BB 12 kg, TB 89 cm, Energi 1220 Kkal, Protein 23 gram
4-6 tahun → BB 18 kg, TB 108 cm, Energi 1720 Kkal, Protein 32 gram
Anak dibawah lima tahun (balita) merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi. Bila mengalami gizi buruk balita maka perkembangan otaknya pun kurang dan itu akan berpengaruh kepada kehidupannya di usia sekolah dan pra sekolah.
Melaksanakan pemberian makanan yang sebaik-baiknya kepada bayi dan balita yang bertujuan sebagai berikut:
·         Memberikan nutrien yang cukup untuk kebutuhan, memelihara kesehatan dan memulihkannya jika sakit, melaksanakan berbagai jenis aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotorik.
·          Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menetukan makanan yang diperlukan.

  Adapun prinsip gizi seimbang bagi balita adalah:
  1. Air
Bayi yang menyusu pada ibunya masukkan air rata-rata:
Trimester
Kebutuhan (ml/kg BB/hari)
I
175-200
II
150-175
III
130-140
IV
120-140
  1. Energi
Menurut FAO/WHO 1971
Umur
Kebutuhan Energi (Kal/kg BB/hari)
3 bulan
120
3-5 bulan
115
6-8 bulan
110
9-11 bulan
105
Diatas 1 tahun
112
1-3 tahun
101
4-6 tahun
91
  1. Protein
Umur
Kebutuhan Protein (g/kg BB/hari)
6-11 bulan
3,5-2,0
1-3 tahun
2,5-2,0
4-6 Tahun
3,0

  1. Lemak
Pada masa bayi dan balita lemak masih dianggap tidak perlu dalam jumlah banyak kecuali asam lemak essensial (asam lenoleat dan arakidonat).
Lemak yang mengandung asam lemak essensial bila kurang dari 0,1 % akan mengakibatkan gangguan seperti kulit bersisik, rambut mudah rontok dan hambatan pertumbuhan. Maka dianjurkan sekurang-kurangnya 1% kalori yang berasal dari asam lenoleat.
  1. Karbohidrat
Rekuiremen karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang menyusu pada ibunya mendapat 40 % kalori dari laktosa. Pada usia yang tua kalori dan hidrat arang bertambah jika bayi telah diberikan makanan lain terutama yang mengandung banyak tepung misalnya bubur susu dan nasi tim.
  1. Vitamin dan mineral
Ca
Fe
Vit A
Vit B1
Vit B12
Vit B6
Vit C
Vit D
6-11 bln
0,6 gr
8 gr
1200 mg
0,4 mg
0,5 mg
6 mg
25 mg
400 unit
1-3 th
0,5 gr
8 gr
1500 mg
0,5 mg
0,7 mg
8 mg
30 mg
4-6 th
0,5 gr
10 gr
1800 mg
0,6 mg
0,9 mg
9 mg
40 mg


Berikut beberapa nutrisi penting yang dibutuhkan oleh setiap balita yang sangat berpengaruh pada tumbuh kembangnya.
1. Vitamin A, D, E dan K.
Vitamin ini sangat vital bagi pertumbuhan balita Anda. Jadi, usahakan agar asupan vitamin ini terpenuhi setiap harinya. Seperti kita ketahui, vitamin A sangat baik untuk penglihatan dan kesehatan kulit balita kita, sedangkan vitamin D berperan penting dalam meningkatkan penyerapan kalsium serta membantu pertumbuhan tulang dan gigi anak. Sementara vitamin E memiliki antioksidan yang membantu pertumbuhan sistem syaraf dan pertumbuhan sel. Vitamin K membantu pembekuan darah.

2. Kalsium.
Merupakan mineral yang sangat dibutuhkan oleh balita dalam pembentukan massa tulangnya. Kalsium sangat penting untuk membentuk tulang yang kuat sehingga balita Anda terhindar dari patah tulang ketika mulai belajar memanjat dan aktif bermain. Kebutuhan harian balita akan kalsium umumnya sebesar 500mg/hari. Sumber makanan dari kalsium antara lain susu, keju, tahu, brokoli, tomat, oatmeal, kacang-kacangan, dan ikan salmon.

3. Vitamin B dan C.
Fungsi dari vitamin B antara lain meningkatkan sistem syaraf dan imun tubuh balita Anda, meningkatkan pertumbuhan sel, serta mengatur metabolisme tubuh. Sementara vitamin C berfungsi untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh balita serta mencegah sariawan.
Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin B antara lain beras merah, pisang, kacang-kacangan, ikan, daging dan telur. Sementara untuk memenuhi gizi balita Anda dengan vitamin C, Anda dapat memperolehnya dari tomat, kentang, stroberi serta sayur-sayuran hijau.

4. Zat Besi.
Balita sangat membutuhkan zat besi terutama untuk membantu perkembangan otaknya. Jika kebutuhan gizi balita akan zat besi tidak terpenuhi, kemungkinan ia akan mengalami kelambanan dalam fungsi kerja otak. Sumber makanan yang mengandung at besi antara lain daging, ikan, brokoli, telur, bayam, kedelai serta alpukat.
Saatnya bagi para orang tua untuk lebih waspada dalam memenuhi gizi balitanya agar tumbuh kembang si kecil bisa maksimal dan ia berhasil mencapai masa depannya dengan gemilang karena terpenuhinya gizi balita secara maksimal.

D.    Dampak yang Ditimbulkan Akibat Gizi yang Tidak Seimbang
Pengaruh kurang gizi pada tumbuh kembang anak antara lain :
  a. Pada pertumbuhan anak :
  1. berat badan tidak sesuai dengan umur
  2. tinggi badan tidak sesuai dengan umur
  3. berat badan tidak sesuai dengan tinggi badan
  4. lingkar kepala dan lingkar lengan kecil
b. Pada perkembangan anak :
  1. berat, besar otak tidak bertambah, tingkah laku anak tidak normal
  2. tingkat kecerdasan menurun

Disamping itu, gizi kurang juga dapat menyebabkan beberapa penyakit, yaitu:
a.       Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)
Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi atau terjadinya defisiensi atau defisit energi dan protein. Pada umumnya Anak Balita merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi. Hal ini disebabkan anak Balita dalam periode transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa, sering kali tidak lagi begitu diperhatikan dan pengurusannya sering diserahkan kepada orang lain, dan belum mampu mengurus dirinya sendiri dengan baik terutama dalam hal makanan. Hal ini juga di karenakan pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori maka akan terjadi defisiensi tersebut (kurang kalori dan protein).
Penyakit ini dibagi dalam tingkat-tingkat, yakni :
Ø  KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai 84-95 % dari berat badan menurut standar Harvard.
Ø  KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60 % dari berat badan menurut standar Harvard.
Ø  KKP berat (gizi buruk), kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat adan menurut standar Harvard.
Beberapa ahli hanya membedakan antara 2 macam KKP saja, yakni KKP ringan atau gizi kurang dan KKP berat (gizi buruk) atau lebih sering disebut marasmus (kwashiorkor). Anak atau penderita marasmus ini tampak sangat kurus, berat badan kurang dari 60% dari berat badan ideal menurut umur, muka berkerut seperti orang tua, apatis terhadap sekitarnya, rambut kepala halus dan jarang berwarna kemerahan.
Penyakit KKP pada orang dewasa memberikan tanda-tanda klinis : oedema atau honger oedema (HO) atau juga disebut penyakit kurang makan, kelaparan atau busung lapar. Oedema pada penderita biasanya tampak pada daerah kaki.
Jenis KKp atau PCM di kenal dalam 3 bentuk yaitu :

1.      Kwarshiorkor
Kata “kwarshiorkor” berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati “anak yang kekurangan kasih sayang ibu”. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi.
Tanda-tanda Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita Kwashiorkor yaitu :
  • Gagal untuk menambah berat badan
  • wajah membulat dan sembap
  • Rambut pirang, kusam, dan mudah dicabut
  • Pertumbuhan linear terhenti
  • Endema general (muka sembab, punggung kaki, dan perut yang membuncit).
  • Diare yang tidak membaik
  • Dermatitis perubahan pigmen kulit
  • Perubahan warna rambut yang menjadi kemerahan dan mudah dicabut
  • Penurunan masa otot
  • Perubahan mentak seperti lathergia, iritabilitas dan apatis yang terjadi
  • Perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia
  • Pada keadaan akhir (final stage) dapat menyebabkan shok berat, coma dan berakhir dengan kematian.

v  Cara mengatasi kwarshiorkor
Dalam mengatasi kwashiorkor ini secara klinis adalah dengan memberikan makanan bergizi secara bertahap. Contohnya : Bila bayi menderita kwashiorkor, maka bayi tersebut diberi susu yang diencerkan. Secara bertahap keenceran susu dikurangi, sehingga suatu saat mencapai konsistensi yang normal seperti susu biasa kembali.

            2.  Marasmus
Marasmus adalah berasal dari kata Yunani yang berarti kurus-kering. Sebaliknya walau asupan protein sangat kurang, tetapi si anak masih menerima asupan hidrat arang (misalnya nasi ataupun sumber energi lainnya). Marasmus disebabkan karena kurang kalori yang berlebihan, sehingga membuat cadangan makanan yang tersimpan dalam tubuh terpaksa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup.
Penderita marasmus yaitu penderita kwashiorkor yang mengalami kekurangan protein, namun dalam batas tertentu ia masih menerima “zat gizi sumber energi” (sumber kalori) seperti nasi, jagung, singkong, dan lain-lain. Apabila baik zat pembentuk tubuh (protein) maupun zat gizi sumber energi kedua-duanya kurang, maka gejala yang terjadi adalah timbulnya penyakit KEP lain yang disebut marasmus.
Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita marasmus, yaitu:
  • Sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit bahkan sampai berat badan dibawah waktu lahir.
  • Wajahnya seperti orang tua
  • Kulit keriput,
  • pantat kosong, paha kosong,
  • tangan kurus dan iga nampak jelas.
Gejala marasmus adalah seperti gejala kurang gizi pada umumnya (seperti lemah lesu, apatis, cengeng, dan lain-lain), tetapi karena semua zat gizi dalam keadaan kekurangan, maka anak tersebut menjadi kurus-kering.

      3.  Marasmus-Kwashiorkor
Gambaran dua jenis gambaran penyakit gizi yang sangat penting. Dimana ada sejumlah anak yang menunjukkan keadaan mirip dengan marasmus yang di tandai dengan adanya odema, menurunnya kadar protein (Albumin dalam darah), kulit mongering dan kusam serta otot menjadi lemah.
b.      Busung Lapar
Busung lapar atau bengkak lapar dikenal jiga dengan istilah Honger Oedeem (HO). Adalah kwarshiorkor pada orang dewasa. Busung lapar disebabkan karena kekurangan makanan, terutama protein dalam waktu yang lama secara berturut-turut. Pada busung lapar terjadi penimbunan cairan dirongga perut yang menyebabkan perut menjadi busung (oleh karenanya disebut busung lapar).
Tanda-tanda yang terjadi yaitu :
  • Kulit menjadi kusam dan mudah terkelupas
  • Badan kurus
  • Rambut menjadi merah kusam dan mudah dicabut
  • Sekitar mata bengkak dan apatis
  • anak menjadi lebih sering menderita bermacam penyakit dan lain-lain.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Pemberian asupan zat makanan seperti zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur sangat diperlukan bagi balita. Dengan pemenuhan nutrisi seperti vitamin, kalsium dan zat besi.
Penyakit yang bisa ditimbulkan akibat gizi yang tidak seimbang yaitu: Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)

B.     Saran
Dengan adanya makalah ini kami menyarankan bagi para pembaca, orang tua dan calon orang tua untuk bisa lebih memperhatikan lagi pemenuhan gizi seimbang anaknya.

DAFTAR PUSTAKA

http://mhs.blog.ui.ac.id/putu01/2012/01/09/dampak-dari-gizi-kurang/
http://cikarang-skull.blogspot.com/2008/08/bab-i-pendahuluan.html







Tidak ada komentar:

Posting Komentar