KATA
PENGANTAR
BismillahirrahmanirrahimAssalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami
panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan karuniaNya
lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “GIZI BALITA” pada mata kuliah
Kesehatan dalam Reproduksi.
Tidak lupa kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen, beserta teman-teman kelompok
lainnya yang telah berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.
Kami berharap dengan
adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswi AKBID SALEWANGANG
mengenai “GIZI BALITA”.
Di akhir kata Sebagai
insan kami tak luput dari kekhilafan, kekurangan dalam penyusunan makalah kami,
maka kami memhon maaf yang sebesar-besarnya dan kami mengharapan pula adanya
kritik dan saran dari para pembaca sekalian. Wassalamu’alaikum wr.wb
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR
ISI.......................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN……………………………………………........... 1
A. Latar
Belakang........................................................................ 1
B. Tujuan
.................................................................................... 1
C. Rumusan
Masalah................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN……………………………………... .......... 2
A. Pengertian
Gizi Balita ……………………………………….. 2
B.
Pemenuhan Kebutuhan
Gizi Pada Balita……………………. 2
C.
Prinsip
Gizi Seimbang dan Nutrisi yang Penting Bagi Balita……………………………………………………........ 4
D.
Dampak yang Ditimbulkan Akibat Gizi yang Tidak Seimbang… 8
BAB
III PENUTUP ……………………………………...................... 13
A. Kesimpulan............................................................................. 13
B. Saran....................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Konsumsi gizi yang baik dan cukup
seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak karena faktor eksternal maupun
internal. Faktor eksternal menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga
uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor internal
adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul
sebagai problema makan pada anak.
Intake
gizi yang baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan badan yang
optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula pertumbuhan otak
yang sangat menentukan kecerdasan seseorang. Faktor yang paling terlihat pada
lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang
harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan
makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung
gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat
yang mengandung banyak gizi.
1. Tujuan
Untuk
mengetahui gizi seimbang pada bailta
2. Rumusan Masalah
1. Pengertian
gizi balita
2. Pemenuhan
kebutuhan gizi pada balita
3.
Prinsip gizi seimbang dan
nutrisi yang penting bagi balita
4.
Dampak
yang ditimbulkan akibat gizi yang tidak seimbang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gizi Balita
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat
dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh,
terlebih pada balita yang masih dalam masa pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang
balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan
kuantitas yang tepat dan seimbang.
Gizi Balita adalah hal paling utama yang harus diperhatikan
oleh orang tua jika ingin tumbuh kembang putra putrinya maksimal.
B. Pemenuhan
Kebutuhan Gizi pada Balita
Kebutuhan gizi balita adalah jumlah
yang diperkirakan cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis
besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat
badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya harus ada
keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat
dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju
Sehat (KMS).
- Kebutuhan
Energi
Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia. - Kebutuhan
zat pembangun
Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil. - Kebutuhan zat pengatur
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya usia. - Beberapa Hal Yang Mendorong
Terjadinya Gangguan Gizi
v Peran
Makanan Bagi Balita
-
Makanan sebagai sumber zat gizi
Didalam
makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga,
zat pembangun , dan zat pengatur.
-
Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga
atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan protein. Bagi balita, tenaga
diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya.
Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar
daripada orang dewasa.
-
Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan
hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi
juga menggantikan jaringan yang aus atau rusak.
-
Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal
organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat berjalan seperti yang
diharapkan.
C. Prinsip Gizi
Seimbang dan Nutrisi yang Penting Bagi Balita
Setelah anak berumur satu tahun menunya harus bervariasi untuk mencegah
kebosanan dan diberi susu, serealia (seperti bubur beras, roti), daging, sup,
sayuran dan buah-buahan. Makanan padat yang diberikan tidak perlu di blender
lagi melainkan yang kasar supaya anak yang sudah mempunyai gigi dapat belajar
mengunyah.
Kecukupan gizi:
Golongan umum:
1-3 tahun → BB 12 kg, TB 89 cm, Energi 1220 Kkal, Protein 23 gram
4-6 tahun → BB
18 kg, TB 108 cm, Energi 1720 Kkal, Protein 32 gram
Anak dibawah lima tahun (balita)
merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga
memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita
justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan
gizi. Bila mengalami gizi buruk balita maka perkembangan otaknya pun kurang dan
itu akan berpengaruh kepada kehidupannya di usia sekolah dan pra sekolah.
Melaksanakan pemberian makanan yang sebaik-baiknya kepada bayi dan balita
yang bertujuan sebagai berikut:
·
Memberikan
nutrien yang cukup untuk kebutuhan, memelihara kesehatan dan memulihkannya jika
sakit, melaksanakan berbagai jenis aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan
jasmani serta psikomotorik.
·
Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan menetukan
makanan yang diperlukan.
Adapun
prinsip gizi seimbang bagi balita adalah:
- Air
Bayi yang menyusu pada ibunya masukkan air rata-rata:
Trimester
|
Kebutuhan
(ml/kg BB/hari)
|
I
|
175-200
|
II
|
150-175
|
III
|
130-140
|
IV
|
120-140
|
- Energi
Menurut FAO/WHO 1971
Umur
|
Kebutuhan
Energi (Kal/kg BB/hari)
|
3 bulan
|
120
|
3-5 bulan
|
115
|
6-8 bulan
|
110
|
9-11 bulan
|
105
|
Diatas 1
tahun
|
112
|
1-3 tahun
|
101
|
4-6 tahun
|
91
|
- Protein
Umur
|
Kebutuhan
Protein (g/kg BB/hari)
|
6-11 bulan
|
3,5-2,0
|
1-3 tahun
|
2,5-2,0
|
4-6 Tahun
|
3,0
|
- Lemak
Pada masa bayi
dan balita lemak masih dianggap tidak perlu dalam jumlah banyak kecuali asam
lemak essensial (asam lenoleat dan arakidonat).
Lemak yang
mengandung asam lemak essensial bila kurang dari 0,1 % akan mengakibatkan
gangguan seperti kulit bersisik, rambut mudah rontok dan hambatan pertumbuhan. Maka dianjurkan sekurang-kurangnya 1% kalori yang berasal dari asam
lenoleat.
- Karbohidrat
Rekuiremen
karbohidrat belum diketahui dengan pasti. Bayi yang menyusu pada ibunya
mendapat 40 % kalori dari laktosa. Pada usia yang tua kalori dan hidrat arang
bertambah jika bayi telah diberikan makanan lain terutama yang mengandung
banyak tepung misalnya bubur susu dan nasi tim.
- Vitamin dan mineral
Ca
|
Fe
|
Vit A
|
Vit B1
|
Vit B12
|
Vit B6
|
Vit C
|
Vit D
|
|
6-11 bln
|
0,6 gr
|
8 gr
|
1200 mg
|
0,4 mg
|
0,5 mg
|
6 mg
|
25 mg
|
400 unit
|
1-3 th
|
0,5 gr
|
8 gr
|
1500 mg
|
0,5 mg
|
0,7 mg
|
8 mg
|
30 mg
|
|
4-6 th
|
0,5 gr
|
10 gr
|
1800 mg
|
0,6 mg
|
0,9 mg
|
9 mg
|
40 mg
|
Berikut beberapa nutrisi
penting yang dibutuhkan oleh setiap balita yang sangat berpengaruh pada tumbuh
kembangnya.
1. Vitamin A, D, E dan K.
Vitamin ini
sangat vital bagi pertumbuhan balita Anda. Jadi, usahakan agar asupan vitamin
ini terpenuhi setiap harinya. Seperti kita ketahui, vitamin A sangat baik untuk
penglihatan dan kesehatan kulit balita kita, sedangkan vitamin D berperan
penting dalam meningkatkan penyerapan kalsium serta membantu pertumbuhan tulang
dan gigi anak. Sementara vitamin E memiliki antioksidan yang membantu
pertumbuhan sistem syaraf dan pertumbuhan sel. Vitamin K membantu pembekuan
darah.
2. Kalsium.
Merupakan mineral yang sangat dibutuhkan oleh balita dalam
pembentukan massa tulangnya. Kalsium sangat penting untuk membentuk tulang yang
kuat sehingga balita Anda terhindar dari patah tulang ketika mulai belajar
memanjat dan aktif bermain. Kebutuhan harian balita akan kalsium umumnya
sebesar 500mg/hari. Sumber makanan dari kalsium antara lain susu, keju, tahu,
brokoli, tomat, oatmeal, kacang-kacangan, dan ikan salmon.
3. Vitamin B dan C.
Fungsi dari vitamin B antara lain meningkatkan sistem
syaraf dan imun tubuh balita Anda, meningkatkan pertumbuhan sel, serta mengatur
metabolisme tubuh. Sementara vitamin C berfungsi untuk meningkatkan penyerapan
zat besi dalam tubuh balita serta mencegah sariawan.
Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin B antara lain
beras merah, pisang, kacang-kacangan, ikan, daging dan telur. Sementara untuk
memenuhi gizi balita Anda dengan vitamin C, Anda dapat memperolehnya dari
tomat, kentang, stroberi serta sayur-sayuran hijau.
4. Zat Besi.
Balita sangat membutuhkan zat besi terutama untuk membantu
perkembangan otaknya. Jika kebutuhan gizi balita akan zat besi tidak terpenuhi,
kemungkinan ia akan mengalami kelambanan dalam fungsi kerja otak. Sumber
makanan yang mengandung at besi antara lain daging, ikan, brokoli, telur,
bayam, kedelai serta alpukat.
Saatnya bagi para orang tua untuk lebih waspada dalam
memenuhi gizi balitanya agar tumbuh kembang si kecil bisa maksimal dan ia
berhasil mencapai masa depannya dengan gemilang karena terpenuhinya gizi balita
secara maksimal.
D.
Dampak yang Ditimbulkan Akibat Gizi yang Tidak
Seimbang
Pengaruh kurang gizi pada tumbuh kembang anak
antara lain :
a.
Pada pertumbuhan anak :
- berat badan tidak sesuai dengan
umur
- tinggi badan tidak sesuai
dengan umur
- berat badan tidak sesuai dengan
tinggi badan
- lingkar kepala dan lingkar
lengan kecil
b. Pada
perkembangan anak
:
- berat, besar otak tidak
bertambah, tingkah laku anak tidak normal
- tingkat kecerdasan menurun
Disamping
itu, gizi kurang juga dapat menyebabkan beberapa penyakit, yaitu:
a.
Penyakit Kurang Kalori
dan Protein (KKP)
Penyakit ini terjadi karena
ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein dengan
kebutuhan energi atau terjadinya defisiensi atau defisit energi dan protein.
Pada umumnya Anak Balita merupakan kelompok umur yang paling sering menderita
akibat kekurangan gizi. Hal ini disebabkan anak Balita dalam periode transisi
dari makanan bayi ke makanan orang dewasa, sering kali tidak lagi begitu
diperhatikan dan pengurusannya sering diserahkan kepada orang lain, dan belum
mampu mengurus dirinya sendiri dengan baik terutama dalam hal makanan. Hal ini
juga di karenakan pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat.
Apabila konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori maka akan
terjadi defisiensi tersebut (kurang kalori dan protein).
Penyakit
ini dibagi dalam tingkat-tingkat, yakni :
Ø KKP ringan, kalau berat badan anak
mencapai 84-95 % dari berat badan menurut standar Harvard.
Ø KKP sedang, kalau berat badan anak
hanya mencapai 44-60 % dari berat badan menurut standar Harvard.
Ø KKP berat (gizi buruk), kalau berat
badan anak kurang dari 60% dari berat adan menurut standar Harvard.
Beberapa ahli hanya membedakan antara 2 macam KKP saja,
yakni KKP ringan atau gizi kurang dan KKP berat (gizi buruk) atau lebih sering
disebut marasmus (kwashiorkor). Anak atau penderita marasmus ini tampak sangat
kurus, berat badan kurang dari 60% dari berat badan ideal menurut umur, muka
berkerut seperti orang tua, apatis terhadap sekitarnya, rambut kepala halus dan
jarang berwarna kemerahan.
Penyakit KKP pada orang dewasa memberikan tanda-tanda klinis
: oedema atau honger oedema (HO) atau juga disebut penyakit kurang makan,
kelaparan atau busung lapar. Oedema pada penderita biasanya tampak pada daerah
kaki.
Jenis
KKp atau PCM di kenal dalam 3 bentuk yaitu :
1. Kwarshiorkor
Kata “kwarshiorkor” berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang
berati “anak yang kekurangan kasih sayang ibu”. Kwashiorkor adalah salah satu
bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang
inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi.
Tanda-tanda Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada
penderita Kwashiorkor yaitu :
- Gagal untuk menambah berat
badan
- wajah membulat dan sembap
- Rambut pirang, kusam, dan mudah
dicabut
- Pertumbuhan linear terhenti
- Endema general (muka sembab,
punggung kaki, dan perut yang membuncit).
- Diare yang tidak membaik
- Dermatitis perubahan pigmen
kulit
- Perubahan warna rambut yang
menjadi kemerahan dan mudah dicabut
- Penurunan masa otot
- Perubahan mentak seperti
lathergia, iritabilitas dan apatis yang terjadi
- Perlemakan hati, gangguan
fungsi ginjal, dan anemia
- Pada keadaan akhir (final
stage) dapat menyebabkan shok berat, coma dan berakhir dengan
kematian.
v Cara mengatasi kwarshiorkor
Dalam mengatasi kwashiorkor ini secara klinis adalah dengan
memberikan makanan bergizi secara bertahap. Contohnya : Bila bayi menderita
kwashiorkor, maka bayi tersebut diberi susu yang diencerkan. Secara bertahap
keenceran susu dikurangi, sehingga suatu saat mencapai konsistensi yang normal
seperti susu biasa kembali.
2. Marasmus
Marasmus adalah berasal dari kata Yunani yang berarti
kurus-kering. Sebaliknya walau asupan protein sangat kurang, tetapi si anak
masih menerima asupan hidrat arang (misalnya nasi ataupun sumber energi
lainnya). Marasmus disebabkan karena kurang kalori yang berlebihan, sehingga
membuat cadangan makanan yang tersimpan dalam tubuh terpaksa dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup.
Penderita marasmus yaitu penderita kwashiorkor yang
mengalami kekurangan protein, namun dalam batas tertentu ia masih menerima “zat
gizi sumber energi” (sumber kalori) seperti nasi, jagung, singkong, dan
lain-lain. Apabila baik zat pembentuk tubuh (protein) maupun zat gizi sumber
energi kedua-duanya kurang, maka gejala yang terjadi adalah timbulnya penyakit
KEP lain yang disebut marasmus.
Tanda-tanda
yang sering dijumpai pada pada penderita marasmus, yaitu:
- Sangat kurus, tinggal tulang
terbungkus kulit bahkan sampai berat badan dibawah waktu lahir.
- Wajahnya seperti orang tua
- Kulit keriput,
- pantat kosong, paha kosong,
- tangan kurus dan iga nampak
jelas.
Gejala marasmus adalah seperti gejala kurang gizi pada
umumnya (seperti lemah lesu, apatis, cengeng, dan lain-lain), tetapi karena
semua zat gizi dalam keadaan kekurangan, maka anak tersebut menjadi
kurus-kering.
3. Marasmus-Kwashiorkor
Gambaran dua jenis gambaran penyakit gizi yang sangat penting. Dimana ada sejumlah anak yang menunjukkan keadaan mirip dengan marasmus yang di tandai dengan adanya odema, menurunnya kadar protein (Albumin dalam darah), kulit mongering dan kusam serta otot menjadi lemah.
Gambaran dua jenis gambaran penyakit gizi yang sangat penting. Dimana ada sejumlah anak yang menunjukkan keadaan mirip dengan marasmus yang di tandai dengan adanya odema, menurunnya kadar protein (Albumin dalam darah), kulit mongering dan kusam serta otot menjadi lemah.
b.
Busung Lapar
Busung lapar atau bengkak lapar
dikenal jiga dengan istilah Honger Oedeem (HO). Adalah kwarshiorkor pada orang
dewasa. Busung lapar disebabkan karena kekurangan makanan, terutama protein
dalam waktu yang lama secara berturut-turut. Pada busung lapar terjadi
penimbunan cairan dirongga perut yang menyebabkan perut menjadi busung (oleh
karenanya disebut busung lapar).
Tanda-tanda
yang terjadi yaitu :
- Kulit menjadi kusam dan mudah
terkelupas
- Badan kurus
- Rambut menjadi merah kusam dan
mudah dicabut
- Sekitar mata bengkak dan apatis
- anak menjadi lebih sering
menderita bermacam penyakit dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gizi adalah elemen yang terdapat
dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh seperti halnya
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Pemberian asupan zat makanan seperti
zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur sangat diperlukan bagi balita.
Dengan pemenuhan nutrisi seperti vitamin, kalsium dan zat besi.
Penyakit yang bisa ditimbulkan
akibat gizi yang tidak seimbang yaitu: Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)
B. Saran
Dengan
adanya makalah ini kami menyarankan bagi para pembaca, orang tua dan calon
orang tua untuk bisa lebih memperhatikan lagi pemenuhan gizi seimbang anaknya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://mhs.blog.ui.ac.id/putu01/2012/01/09/dampak-dari-gizi-kurang/
http://cikarang-skull.blogspot.com/2008/08/bab-i-pendahuluan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar